Rabu, 27 Oktober 2010

Renungan untuk Bangsa

  • Masya Allah, coba kita renungkan udah bencana alam apa aja yang menimpa Indonesia dalam seminggu terakhir ini... Erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta; Tsunami plus Gempa Bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat; Banjir di Wasior, Papua Barat.. belum banjir tahunan yang terjadi di ibukota negara kita, DKI Jakarta. Bencana-bencana alam yang aku sebutkan di atas pastinya telah menelan banyak korban jiwa termasuk sang juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan yang ditemukan meninggal dalam posisi sujud di rumahnya. Langsung to the point 'ae wes', aku cuma bisa berharap semoga peristiwa tersebut dapat memberi makna yang berarti bagi bangsa kita agar lebih bijak dalam menjalani hidup.

"Let's pray for our nation, Indonesia to survive from all of these massive disasters. Allah bless you, Indonesia."


Jumat, 01 Oktober 2010

AAARGGHH..Posenk

mari nge-lebokno tugas SKI trus opo mneh eo???
engkok ae wes... YAA ALLAH berikanlah inspirasi pada hamba-Mu ini YA RABB... wes kah pokok.e maju trus matsanewaaa...(GeJe)

NB: suatu saat nanti (abis dpet inspirasi) aku akan urus blog ini dengan posting yang buuuanyaaak huahahaha. amin

Selasa, 07 September 2010

Kesultanan Ternate-Tidore


Kesultanan Ternate dan Tidore teletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara. Wilayah kekuasaan dari kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua, yang mana wilayah tersebut merupakan penghasil rempah-rempah yang banyak diburu pedagang asing terutama bangsa Portugis (Portugal), Spanyol, dan Belanda.
Dengan adanya kepentingan atas penguasaan perdagangan maka terjadilah persekutuan antarkerajaan. Hal ini terutama terjadi setelah para pedagang Eropa datang ke Maluku. Mereka (bangsa Eropa) datang ke Maluku dengan tujuan untuk berkuasa di tempat tersebut.
Setelah sepuluh tahun di Kesultanan Ternate, bangsa Portugis berhasil mendirikan benteng Sao Paolo yang merupakan salah satu taktik Portugis agar dapat berkuasa di Kesultanan Ternate. Hal ini membuat Sultan Hairun geram. Ia tak ingin perekonomian dan pemerintahan kesultanannya dikendalikan oleh bangsa lain.
Di sisi lain, Sultan Hairun juga tak ingin beradu kekerasan dengan bangsa Portugis. Sebaliknya, beliau bersedia untuk berunding dengan Portugis di Benteng Sao Paolo. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Portugis untuk menahan lalu membunuh Sultan Hairun di benteng tersebut. Peristiwa ini terjadi pada 1570.
Peristiwa pembunuhan Sultan Hairun itu membuat pengganti Sultan Hairun, Sultan Baabullah beserta rakyat Maluku membenci Portugis, Sultan Baabullah menyatakan perang dengan Portugis. Usaha (perang) tersebut membuahkan hasil pada tahun 1575. Portugis meninggalkan Maluku dan menguasai daerah Timor hingga tahun 1976.
Sementara itu, Kesultanan Ternate mencapai masa kejayaannya di tangan Sultan Baabullah. Beliau memperluas wilayah Kesultanan Ternate hingga ke Mindanao, Filipina. Keberhasilan itu membuat Sultan Baabullah mendapat julukan Tuan Dari Tujuh Pulau.




back to top